Ringkasan Modul 3: PENGINDEKSAN DOKUMEN (Deskripsi Isi)

Modul 3
PENGINDEKSAN DOKUMEN
Purwono (2009) Buku Materi Pokok: Dasar-dasar Dokumentasi. Jakarta: Universitas Terbuka. Modul 3.

Kegiatan Belajar 2: Deskripsi Isi

Pengindeksan subjek meliputi
1.    Klasifikasi dokumen berdasarkan subjek (pembentukan kelas berdasarkan subjek).
2.    Pembentukan indeks untuk temu kembali.

A. BAHASA INDEKS

Sulistyo-Basuki (1992): istilah yang dipakai adalah Bahasa Dokumenter atau Bahasa Pengindeksan, yaitu bahasa yang sehari-hari dikapai oleh unit informasi untuk memeri (mendeskripsikan) isi dokumen dengan tujuan untuk penyimpakan dan penemuan kembali. Unsur utama dalam temu kembali adalah bahasa. Sebagai sarana temu kembali, tidak hanya mengandalkan bahasa uimum, perlu modifikasi, sehingga muncul bahasa terkendali, yaitu bahasa indeks (bahasa dokumenter):
1. Bahasa indeks nonverbal: Skema (bagan klasifikasi)
2. Bahasa indeks verbal: Daftar Tajuk Subjek
3. Thesaurus

Skema klasifikasi mempunyai ciri sebagai berikut:
1. Membagi pengetahuan menjadi sejumlah kelas utama
2. Kelas utama dibagi menjadi subkelas (subdivisi) dan dibagi lagi menjadi kelas-kelas
3. Kelas diwakili oleh notasi
4. Notasi bisa terdiri dari angka dan huruf
5. Hubungan antar subjek: dari yang umum ke khusus dan sebaliknya
6. Klasifikasi bisa digunakan untuk menyusun dokumen di rak

Beberapa skema klasifikasi:
1. DDC
2. LC
3. UDC
4. Colon Classification
5. Brown’s Subject Classification
6. Blise Bibliographic Classification

Syarat Skema Klasifikasi:
1. Bagan harus sistematis
2. Bagan harus bersifat universal (untuk semua bidang ilmu)
3. Bagan harus flexible (luwes), bisa menampung subjek baru
4. Pembagian kels logis dan konsisten
5. Bagan hendaklah dengan notasi (kode/lambang) yang mudah diingat
6. Memiliki indeks untuk mempermudah penggunaan bagan
7. Ada badan atau lembaga pengawas perkembangan Skema Klasifikasi

B. DAFTAR TAJUK SUBJEK

Sulistyo-Basuki (1992): Tajuk Subjek adalah deskriptor (kata yang digunakan untuk memeri informasi) yang dibentuk dari kata tunggal atau kata majemuk dipilih secara empiris dari teks dokumen dengan tujuan memeri pada tingkat ketepatan yang moderat berbagai subjek yang diliput unit informasi. Satu dokumen bisa memiliki satu atau lebih subjek. Hal ini bisa dikarenakan adanya penggabungan tajuk subjek.  Tajuk subjek digunakan untuk menyatakan tema atau topik suatu pustaka (dokumen). Contoh daftar Tajuk Subjek:
1. Sears List of subject Headings
2. Library of Congress Subject headings
3. Daftar Tajuk Subject untuk Perpustakaan

C. THESAURUS

Thesaurus adalah alat pengawasan kosakata yang bersifat dinamis yang disusun secara sistematik ataupun abjat yang digunakan untuk penyimpanan dan penemuan kembali informasi dan biasanya  mengkhususkan pada bidang ilmu tertentu. Dalam Tajuk Subjek terdapat tajuk silang atau acuan (lihat, lihat juga), sedangkan pada Thesaurus terdapat acuan “istilah luas”/browder term dan “istilah khusus”/narrower term. Contoh Thesaurus:
1. Thesaurus of Engineering Terms
2. Makrotesaurus: Daftar Istilah Pembangunan Ekonomi dan Sosial
3. Indonesia: Teasaurus Pendidikan
4. Tesaurus bidang Perpustakaan Dokumentasi dan Informasi

Skema Klasifikasi dan Daftar tajuk Subjek merupakan bahasa indeks tradisional yang digunakan dalam sistem pralaras (precoordinated system). Thesaurus digunakan dalam sistem pascalaras (postcoordinated system).

D. PROSES PENGINDEKSAN

1. Pengindeksan Kata, semua kata yang tercantum dalam dokumen (disebut bahasa alami) sebagai dasar pembuatan indeks kecuali stop list atau stop words (misalnya: the, a, an, un, with, or, and). Untuk itu pustakawan perlu memperkaya diri dengan sinomim dari bahasa alami etrsebut.
2. Pengindeksan Konsep, dalam hal ini tidak menggunkan bahasa dari dokumen, melainkan konsep yang ada dalam dokumen, dan bisa menggunakan bahasa artifisial yang sesuai. Bahasa artifisial adalah bahasa indeks berstruktur (structured index language) yangi  diambil dari daftar istilah indeks yang terawasi yang disebut kosakata terawasi/terkendali (authority list atau controlled language). Dalam ini disebut assignment indexing.
3. Pengindeksan Bahasa Alami
a.    KWICK (Keyword in context), kata yang digunakan sebagai kunci terletak di tengah pada kalimat.
b.    KWOCK (Keyword out of context), kata yang dianggap sebagai kunci dikeluarkan di depan.
c.    Bentuk indeks lain

E. KONSEP SUBJEK

1.    Konsep:
1).    Disiplin ilmu apa (bidang pengetahuan)
·    Disiplin Fundamental, misalnya: Ilmu-Ilmu Sosial, Ilmu-Ilmu Terapan.
·    Sub Disiplin, misalnya: ilmu ekonomi, ilmu hukum, ilmu kedokteran
2).    Fenomena/benda (wujud obyek kajian: obyek ongkrit dan obyek abstrak), misalnya buku berjudul: Pendidikan anak. Pendidikan merupakan konsep disiplin ilmu, sedangkan anak merupakan fenomena yang menjadi obyek atau sasarannya.
3). Bentuk Subyek (cara subyek disajikan):
·    Bentuk fisik: buku, majalah, koran, CD-ROM, dsb.
·    Bentuk penyajian (pengaturan atau organisasi isi bahan pustaka): menggunakan lambang-lambang, memperhatian tata susunan (abjad, kronologis, sistematik), ditujukan untuk kelompok tertentu (Bahasa Inggis untuk SD)
·    Bentuk intelektual (pembahasan suatu subyek), misalnya Filsafat ilmu,  Ilmu menjadi subyek sedangkan filsafat adalah bentuk intelektualnya.

2.    Jenis Subyek:
1). Subyek dasar (terdiri dari satu disipli atau sub disiplin), misalnya Pengantar hukum
·    Subyek dasar: Hukum
·    Fenomena: –
·    Urutan sitiran: Hukum
2). Subyek sederhana (terdiri hanya satu faset yang berasal dari satu subyej dasar), misalnya: Pengantar ekonomi
·    Subyek dasar: Ekonomi
·    Fenomena (faset E): Pertanian
·    Urutan sitiran: Ekonomi/Pertanian
3). Subyek majemuk (terdiri dari subyek dasar disertai fokus-fokus dari dua atau lebih faset), misalnya: Kurikulum  Sekolah Mengengah Atas
·    Subyek dasar: Pendidikan
·    Fenomena (faset P= jenis): Sekolah Menengah Atas
·    Fenomena: (faset E= masalah): Kurikulum
4). Subyek kompleks (bila ada dua atau lebih subyek dasar berinteraksi), misalnya: Mahasiswa dan Politik
Untuk menentukan subjek yang akan diutamakan dalam subjek kompleks ini, perlu diketahui hubungan interaksi antara subjek tersebut, yang disebut dengan istilah FASE:
1). Fase Bias, suatu subjek yang disajikan untuk kelompok tertentu, yaitu subjek yang diutamakan adalah subjek yang disajikan.
2). Fase Pengaruh, yaitu apabila dua subjek atau lebih subjek dasar saling mempengaruhi antara satu dengan yang lain. Subjek yang diutamakan adalah subjek yang dipengaruhi.
3). Fase Alat, subjek yang digunakan sebagai alat untuk menjalankan atau membahas subjek lain. Subjek yang diutamakan adalah subjek yang dibahas atau dijelaskan
4). Fase Perbandingan, yaitu dalam satu dokumen terdapat berbagai subjek tanpa ada hubungannya antara satu dengan yang lain. Untuk menentukan subjek yang diutamakan dengan ketentuan:
a.    Pada subjek yang dibahas lebih banyak
b.    Pada subjek yang disebut pertama kali
c.    Pada subjek yang erat kaitannya dengan jenis perpustakaan atau pemakai

3.    Deskripsi Indeks, beberapa sistem yang digunakan:
1). Daftar Tajuk Subyek (di Indoensia: Daftar Tajuk Subyek Perpustakaan Nasional)
2). Teasurus
3). Skema Klasifikasi: DDC, UDC, LCC

F. DESKRIPSI INDEKS

Setelah menentukan subjek sebuah dokumen melalui analisis subjek, kemudian menerjemahkan ke dalam kata-kata atau lambang yang terdapat dalam bahasa indeks (index language). Kegiatan menerjemahkan ini disebut deskripsi indeks. Bahasa indeks adalah bahasa yang terawasi (controlled language), sedangkan hasil dari analisis subjek disebut dengan bahasa alamiah (natural language).

G. LANGKAH-LANGKAH PRA  ANALISIS

Subjek sebuah dokumen bisa dianalisis melalui:
1. Judul
2. Dafta Isi
3. Daftar Pustaka
4. Kata Pengantar (Preface) atau Pendahuluan (Introduction)
5. Membaca sebagian atau keseluruhan dokumen
6. Menggunakan: bibliografi, katalog, kamus, biografi, ensiklopedi, tinjauan buku
7. Menanyakan ahlinya