PERTEMUAN 3 (MODUL 3: PENENTUAN TAJUK ENTRI )

PENENTUAN TAJUK ENTRI (Modul 3)

Diringkas dari: Yulia, Yuyun dan Mustafa, B. (2007). Materi Pokok pengolahan bahan pustaka. Jakarta: Universitas Terbuka.

I.PEMILIHAN TAJUK ENTRI

Tajuk (heading) adalah salah satu titik akses yang dicantumkan pada cantuman bibliografi. Setiap cantuman bibliografi memiliki satu atau lebih titik akses untuk keperluan temu kembali bahan pustaka. Tajuk entri yang terdapat pada sebuah cantuman bibliografi sebagai berikut:

1.nama orang yang berfungsi sebagai:

oPengarang

oEditor

oPenerjemah

oIlustrator

oFungsi lain yang berkaitan

2.Nama Badan Korporasi (nama lembaga/institusi, nama yayasan, nama organisasi, nama pertemuan)

3.Judul

4.Seri

A.KONSEP KEPENGARANGAN

Pengarang mencakup orang atau badan korporasi yang bertanggungjawab terhadap isi intelektual atau isi artistik suatu karya.

B.TAJUK ENTRI UTAMA DAN TAJUK ENTRI TAMBAHAN

Tajuk entri utama sama dengan pengarang yang bertanggungjawab terhadap isi intelektual atau isi artistik suatu karya. Jika tidak ditemukan pengarang, judul dapat dijadikan sebagai tajuk utama. Tajuk entri tambahan adalah tajuk entri yang merupakan tambahan pada tajuk entri dalam suatu katalog. Yang bisa dijadikan tajuk entri tambahan adalah:

1.Nama orang ke-2 dan ke-3, jika suatu karya dikarang oleh 3 orang. Empat orang atau lebih, jika suatu karya dikarang oleh lebih dari 3 orang.

2.Nama Badang Korporasi, jika nama tersebut menonjol

3.Judul suatu karya, jika judul tersebut tidak dijadikan sebagai tajuk utama/

4.Judul seri, jika karya-karya seri terpisah dari pengkatalogannya.

C.KONDISI KEPENGARANGAN


C. 1.
Tajuk Nama Orang
a. Pengarang Tunggal

Buku yang dikarang oleh satu orang tanpa bantuan orang lain, tajuk entri utama pada pengarang tersebut.

Contoh:
Nama pengarang: Santosa

Tajuk: Santosa

Nama pengarang: Sulistyo-Basuki

Tajuk entri utama: Sulistyo-Basuki

b. Pengarang Ganda

Sebuah karya yang dikarang lebih dari satu orang, maka tajuk entri utama
pada pengarang pertama. Sedangkan, pengarang kedua masuk ke dalam tajuk
entri tambahan.
Contoh:
Pengarang: Towa P. Hamakonda

J.N.B. Tairas
Judul: Pengantar Klasifikasi Persepuluhan Dewey

Tajuk entri utama: Hamakonda, Towa P.

Tajuk entri tambahan: J.N.B. Tairas

c. Nama Diri Dengan Nama Keluarga
Unsur nama keluarga biasanya diletakkan pada bagaian akhir dari nama. Tajuk
dari jenis ini ditentukan pada nama keluarga, diikuti bagian nama yang lain.
Contoh:
Nama pengarang: Andri Permana Saputra
Tajuk: Saputra, Andri Permana

d. Nama Ganda Yang Tidak Jelas Unsur Keluarga
Banyak nama kepengarangan yang tidak jelas ada tidaknya unsur nama
keluarga. Bentuk nama semacam ini, tajuk ditentukan pada nama bagian akhir,
diikuti bagian nama yang lain.
Contoh:
Nama pengarang: Chairil Anwar
Tajuk: Anwar, Chairil

e. Nama Diri dan Sisipan
Nama diri dengan sisipan ini biasa didapati pada bangsa Arab yang berupa
nasab seperti bin, binti, ibn dan lain-lain. Tajuk pada jenis ini ditentukan pada
bagian nama sebelum unsur sisipan sampai bagian akhir nama, diikuti bagian
mana yang lain.
Contoh:
Nama pengarang: Abdul Malik bin Jakfar
Tajuk: Malik bin Jakfar, Abdul

f. Nama Yang Diakhiri Dengan Inisial
Nama yang diakhiri dengan inisial terlebih dahulu perlu ditelusuri kepanjangan
inisialnya. Jika diketahui kepanjangannya, tajuk ditentukan pada bagian akhir nama. Namun, jika tidak, tajuk tetapkan pada bagian pertama tanpa digunakan
tanda koma.
Contoh:
Nama pengarang: Adi M.S.
Tajuk: Adi M.S.

g. Nama Ganda Dengan Tanda Hubung
Pada jenis nama ini tajuk ditetapkan pada unsur sebelum tanda hubung.
Contoh:
Nama pengarang: A.R. Rudolf-Brown
Tajuk: Rudolf-Brown, A.R.

C.2. Tajuk Judul

a. Pengarang Lebih Dari Tiga
Suatu karya yang dikarang lebih dari tiga, tajuk entri utama ditentukan pada
judul. Sedangkan, pengarang masuk dalam tajuk entri tambahan.

Contoh:
Pengarang: Moh. Ma’mur
T. Rumiadi
E. Suwardi
Anwar Nasution
Judul: Psikologi Lingkungan
Tajuk entri utama: Psikologi Lingkungan

b. Karya Redaktur/Editor
Tajuk entri utama pada judul karya apabila nama pengarang tidak disebutkan.
Nama editor masuk pada tajuk entri tambahan.
Contoh:
Pengarang: (tidak disebutkan)
Judul: Leadership in Education
Editor: Dwight L. Bolinger
Joan E. Ciruti
Hugo Montero
Tajuk entri utama: Leadership in Education

c. Karya Anonim
Tajuk ditentukan pada judul, kecuali nama anonim lebih dikenal dalam karya-
karyanya.
Contoh:
Pegarang anonim: (tidak disebut)
Judul: The Illustration
Tajuk entri utama: The Illustration

e. Karya Kumpulan
Tajuk ditentukan pada judul jika ada judul kolektif.
Contoh:
Pengumpul: Agus Efendi
Judul: Koleksi Cerpen Best Seller
Tajuk entri utama: Koleksi Cerpen Best Seller

C.3. Tajuk Karya Campuran
Karya campuran adalah apabila beberapa pengarang telah mengkontribusikan isi intelektualnya atau isi artistik pada suatu karya dengan fungsi yang berbeda (penerjemah, penyadur, penggubah, pewawancara, dsb.)

a. Karya Terjemahan (karya yang diterjemahkan ke dalam bahasa lain), contoh:

Pengarang: Harold Koontz
Judul: Pengantar Ilmu Manajemen
Penerjemah: A. Hasymi Ali
Editor: Musa
Tajuk entri utama: Koontz, Harold
Tajuik tambahan: Ali, A. Hasymi dan Musa

b. Karya Saduran (karya disadur atau karya yang ditulis dalam bentuk atau gaya bahasa yang berbeda), contoh:

Judul: Pengantar hukum adat Indonesia

Pengarang: R. van Dijk

Penyadur: A. Soehardi

Tajuk entri utama: A. Soehardi

Entri tambahan: R. van Dijk


C.4. Tajuk Badan Korporasi


Ketentuan penentuan tajuk badan korporasi adalah sebagai berikut:

a. Nama Yang Dimulai Dengan Kata Sandang
Jika ditemukan badan dimulai dengan kata sandang, tajuk maupun bentuk
tajuknya ditentukan nama tanpa kata sandang.
Contoh:
Nama: The Library Association
Tajuk: Library Association

b. Nama Badan Yang Disertai Sebutan Yang Menujukkan Jenis Usaha Seperti PT, CV, Inc, dsb.
Unsur nama yang menunjukkan jenis usaha tidak disertakan dalam bentuk
tajuk badan korporasi, kecuali jika merupakan bagian dari nama atau
diperlukan untuk memperjelas nama.
Contoh:
Nama: P.T. Djambatan
Tajuk: Djambatan

c. Nama Badan Korporasi Yang Dimulai Dengan Angka
Jika badan korporasi menggunakan nama awal berupa angka, tajuk maupun
bentuk tajuk dinyatakan bentuk huruf.
Contoh:
Nama: 3 October Vereeniging
Tajuk: Three October Vereeniging

d. Nama Badan Bawahan Yang Khas


Bila nama sebuah badan cukup jelas tanpa menyebutkan nama induknya,
tajuk ditentukan pada nama badan bawahannya.
Contoh:
Nama: Lembaga Biologi Nasional dari Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia
Tajuk: Lembaga Biologi Nasional

e. Nama Badan Yang Menunjukkan Unsur Bawahan
Tajuk dari badan ini ditentukan pada badan induknya.
Contoh:
Nama: Komisi Perpustakaan. Universitas Indonesia
Tajuk: Universitas Indonesia. Komisi Perpustakaan

f. Nama Badan Korporasi Yang Menunjukkan Wilayah
Nama wilayah dalam tajuk merupakan bagian penting. Selain sebagai tajuk
untuk badan pemerintahan yang mempunyai wilayah kekuasaan, nama
wilayah dapat juga digunakan untuk membedakan dua badan atau lebih
yang sama namanya.
Contoh:
Nama: Biro Kepegawaian. Departemen Agama
Tajuk: Indonesia. Departemen Agama. Biro Kepegawaian

g. Lembaga Penelitian
Nama badan penelitian yang merupakan bawahan dari bagian pemerintah,
tajuk dan bentuk tajuknya ditentukan pada nama badan penelitian
tersebut diikuti nama bagian pemerintah yang merupakan badan
atasannya.
Contoh:
Nama: Lembaga Penelitian Hortikultura
Tajuk: Lembaga Penelitian Hortikultura. Departemen Pertanian

C.5.Tajuk Konferensi, Pertemuan, Rapat, Seminar, dsb.
Ketentuan penentuan tajuk untuk konferensi, pertemuan, rapat, seminar, dsb.
adalah sebagai berikut:

a. Ditetapkan di bawah nama pertemuan, diikuti dengan unsur-unsur seperti
nomor (pertemuan keberapa, dinyatakan dalam bahasa Indonesia), tanggal dan
tempat dimana pertemuan diadakan.
Contoh:
Kongres Kebudayaan Kairo (1988: Medan)
Lousiana Cancer Conference (ke 2: 1958: New Orleans)

b. Tanggal pertemuan dinyatakan lengkap jika pertemuan yang sama diadakan
lebih dari satu kali dalam tahun yang sama.
Contoh:
Rapat Kerja Bimas (1970: Feb. 26-28: Jakarta)
Rapat Kerja Bimas (1970: Mei 26-28: Jakarta)

c. Bila lokasi dari pertemuan merupakan bagian dari nama pertemuan, maka
lokasi itu tidak perlu diulang lagi di belakang.
Contoh:
Paris Symposium on Radio Astronomy (1958)

d. Bila pertemuan diadakan sekaligus di dua tempat, dinyatakan keduanya.
Contoh:
World Peace Congress (ke-1: 1949: Paris dan Praha)

e. Bila pertemuan diadakan di tiga atau lebih tempat, tambahkan tempat yang
disebut pertama diikuti, dsb.
Contoh:
International Geological Conference (ke-15: 1929: Pretoria, dsb.)

f. Istilah-istilah dalam nama konferensi yang menunjukkan beberapa dan
frekuensi dari konferensi itu dihilangkan dari tajuk.
Contoh:
Second Conference on Co-ordination of Graphic Research …
menjadi Conference on Co-ordination of Graphic Research …

II.TAJUK NAMA PERORANGAN

A.Memilih Nama

Tajuk nama bagi pengarang, penerjemah, penyadur, dan sebagainya ditentukan pada nama yang paling dikenal.Nama yang paling dikenal bias dipilih dari jenis nama di bawah ini:

1.Nama sebenarnya

2.Nama samaran

3.Gelar

4.Nama panggilan

5.Jenis nama lain

2.1.Pengarang Selalu Dengan Nama Samaran

Tajuk dengan nama samaran

2.2.Pengarang Dengan Nama Sebenarnya dan Nama Samaran

Tajuk dengan nama sebenarnya, tetapi dibuatkan penunjukan ”lihat” atau tanda ”X”, contoh:

Pane, Armin

X Adinata

X Djiwa, A.

X Empe

X Mada, A.

X Karnoto

X Pandji, A.

Atau dibuatkan penunjukan “lihat juga” atau tanda “XX”, contoh:

Pane, Armin

XX Adinata

Adinata

XX Pane, Armin

2.3.Pengarang Yang Mengubah Namanya

1.Pilihan pada nama yang terakhir dan dibutakanpenunjukan ”lihat”

Budiardjo, Miriam

X Saleh, Budiarjo

2.Pilihan pada nama yang ada pada karyanya

Iskandar, Nathannel

X Tan, Goe Tiang

B. Bentuk Tajuk

1.Dipilih nama yang paling banyak karyanya

2.Dipilih nama sesuai dengan bahasa karyanya yang berhuruf latin

3.Jika nama tidak berhuruf latin, pilih bentuk transliterasinya

4.Pilih nama dengan ejaan yang paling banyak karyanya; bila pengarang menggunakan berbagai ejaan dalam karyanya, pilih tajuk dengan ejaan baru dan buatkan penunjukan ”lihat”; atau pilih tajuk sesuai dengan ejaan yang terdapat dalam karyanya dan buatkan penunjukan ”lihat”

5.Bila pengarang selalu menggunakan ejaan lama, pilih tajuk dengan ejaan tersebut dan buatkan penunjukan ”lihat juga”

C.Kata Utama

Kata utama adalah bagian mana yang harus didahulukan dalam tajuk entri dengan tujuan untuk keseragaman.

1. Nama Indonesia

1.1.Nama Diri

  • Nama diri tunggal, contoh:

Suyono

Suroto

  • Nama diri diikuti inisial, contoh:

Marga T.

Supriyadi S.N.

  • Nama diri majemuk tetapi bukan nama keluarga, contoh:

Joko Praptono

Gunawan Mohammad

Muhammad Syamsuddin

Anindya Wayu Widyaningsih

1.2.Nama Tua

Nama sesudah dewasa atau nama sesudah menikah, contoh:

Harto Wijoyo

Purbo Asmoro

1.3.Nama Keluarga

oNama yang diakhiri nama keluarga, contoh:

Soemitro Djojohadikoesoemo

Rusmana Djajadiningrat

Nelly Adam malik

oNama Wanita yang sudah menikah, contoh:

Dengan menggunakan Nyoya (Ny.) atau Ibu

Nama diri dan nama suami:

Caroline Maria Tedjanegara

oNama diri (wanita) ditambah nama keluarga suami diikuti tanda hubung dan nama keluarga diri (wanita tsb.), contoh:

Magdalena Pinajungan-Mahdi

Roesiana Sjahrial-Pamuntjak

1.4.Nama Dengan Pola Khusus

Banyak dipengaruhi oleh kebudayaan atau kebiasaan dari kelompok etnis.

oSebutan yang menunjukkan urutan keluarga, contoh:

Nama Bali: Putu atau Gde (anak ke I), Made atau Nengah (anak ke II), Nyoman (anak ke III), Ketut (anak ke IV)

Nama Jawa: Eko, Dwi, Tri

oTeknonim

Penyebutan nama berdasarkan nama anaknya, misalnya seorang ayang bernama Suroto, anaknya bernama Agung, panggilannya menjadi: bapaknya Agung.

oNama Frase

Nama yang dibentuk dari dua bagian atau lebih kalimat yang membentuk suatu pengertian. Bahnyk dijumpai di kolom pojok koran, misalnya: Sang Kembar Pembela Rakyat Miskin, Sang Penyambung Lidah Rakyat.

oNama yang terpotong-potong, contoh:

Pura-di-Reja

Suma-di-Pradja

Suryo-di-puro

oNama yang berubah

oNama bisa berubah yang dimungkinkan karena: sakit-sakitan (Widhi menjadi Sugeng), kelahiran anak pertama (Bapaknya Ary), nama panggilan lebih dikenal dari nama aslinya (Bung Tomo daripada Soetomo), adanya undang-undang (Tjeng Lie Tin menjadi Anna Maria Sri Susanti Daud), karena menjadi pengarang sehingga memakai nama samaran (Soewardi Soerjadiningrat menjadi Ki Hadjar Dewantoro)

oSebutah tambahan pada nama

Gelar dan panggilan: Bung Hatta, Bung Harmoko

Nama diikuti gelar adat: Rustam Sultan Palindih dengan gelar Aman Datuk Madjoindo

2. Nama Orang Cina, Korea, Vietman, Dan Sejenisnya

2.1. Nama Asli

Bila nama keluarga, misalnya: Lam, Lai, Lee, Lie, Lim, Liem, Chan, Tan, Wong berada di depan nama pribadi, maka :

oLam Yuen-Kwok menjadi Lam, Yuen-Kwok

oWong Peng Sung menjadiWong, Peng Sung

Bila nama keluarga berada di belakang pribadi, maka :

·Yuen-Kwok Lammenjadi Lam, Yuen-Kwok

·Peng Sung WongmenjadiWong, Peng Sung

Nama Yang Digabung Dengan Nama Orang Eropa

·Robert LiemmenjadiLiem, Robert

·Patricia Lim Pui HuenmenjadiLim, Patricia Pui Huen

2.2.Nama Orang India, Jepang, Muangthai, dan Sejenisnya

·Charrom RatanatsinmenjadiRatanatsin, Charrrom

·Tasiro MufunemenjadiMufune, Tasiro

2.3.Nama Orang Arab, Persia, Turki, dan Sejenisnya

·Wahab SungkarmenjadiSungkar, Wahab

·Jacob Muhammad Solehmenjadi Soleh, Jacob Muhammad

2.4.Nama Orang Eropa, Amerika, dan Sejenisnya

·David WatersmenjadiWaters, David

·David Wark GriffithmenjadiGriffith, David Wark

2.5.Nama Orang Eropa, Amerika, dan Sejenisnya Yang Mempunyai Kata Sandang : De, Du

·Anna Johanna Dorothea De VilliersDe Villiers, Anna Johanna Dorothea

·Stephanus Willem Hendrik Du ToitDu Toit, Stephanus Willem Hendrik

Ketentuan Lain Nama Indonesia Dengan Menggunakan Sri, Tri

·Sri BudijonoSri Budijono

·Tri AhmadiTri Ahmadi

·SrijonoSrijono

Untuk

  • Sri Wardani DhamayantiDhamayanti, Sri Wardani