Pertemuan 7 (Modul 7: Penentuan Tajuk Subjek)

Penentuan Tajuk Subjek (Modul 7)

Diringkas dari: Yulia, Yuyun dan Mustafa, B. (2007). Materi Pokok pengolahan bahan pustaka. Jakarta: Universitas Terbuka

PENDAHULUAN
Salah satu titik akses  bibliografi adalah tajuk subjek. Untuk menentukan diperlukan daftar kata-kata, yaitu daftar istilah indeks yang disusun menurut abjad.

KEGIATAN BELAJAR I: Tajuk Subjek

Tajuk Subjek = Subject Heading. Tajuk Subjek adalah sebuah titik akses untuk sebuah cantuman bibliografi yang berisi kata atau frasa mengenai subjek dari sebuah karya yang dimuat dalam sebiah bibliografi karya tersebut.

PENYUSUNAN TAJUK SUBJEK
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan:
1.    Tajuk Subjek Untuk Keperluan Pengguna
Perli dipertimbangkan kepentingan pengguna, baik dalam memilih istilah, menentukan jumlah tahuk subjek dan ketentuan lainya.
2.    Satu Istilah Untuk Semua
tajuk subjek merupakan istilah yang bersifat baku, yaitu satu kata atau istilah yang dipilih untuk suatu subjek berlaku untuk semua buku yang mempunyai subjek sama, sekalipun satu buku dengan lainnya berbeda dalam menggunakan istilah dalam subjek tersebut.
3.    Penggunaan Istilah Yang Biasa Digunakan
Dalam memilih istilah untu, tajuk subjek, harus mengutamakan penggunaan istilah yang biasa digunakan dalam masyarakat
4.    Penggunaan Istilah Yang Spesifik
Harus memilih istilah yang spesifik.
5.    Jumalh Tajuk Untuk Setiap Buku
Tidak ada ketentuan tentang jumlah tajuk subjek yang dibuat, dengan memperhatikan masyarakat pemakai dan faktor ekonomi (jika katalog masih manual)
6.    Penggunaan Penunjukan
Perlu dipertimbangkan penggunaan penunjukan silang dalam tajuk subjek.

Istilah-istilah tajuk subjek bisa dalam bentuk kata benda tunggal, jamak, (terdiri dari beberapa kata)
a.    Tajuk Tunggal
Tajuk yang berasal dari kata benda tunggal, mislanya: Agama, Kesenian, Pendidikan.
b.    TajukGanda
1. Kata benda disertai kata sifat, misalnya: Binatang Langka, Bank Sentral
2. Kata benda disertai kata benda lain sebagai sifat, misalnya: Kehidupan Akhirat
3. Dua kata benda digabungkan dengan preposisi, mislanya: Deskriminasi Dalan Pekerjaan
4. Dua kata yang dibuhungkan dengan kata sambung, misalnya: Agam dan Ilmu Pengetahuan
5. Dua kata benda atau lebih tanpa kata penghubung, misalnya: HukumAcara Pidana
c.    Tajuk dengan Subdivisi
Tujuannya agar lebih rinci. Tajuk Tunggal maupun Ganda dapat diberi subdivisi (bentuk, tempat, waktu dan subdivisi topik),isalnya:
Kedokteran – Kemus (bentuk)
Bea Masuk – Tarif (topik)
Industri Pesawat Terbang – Abad ke-19 (waktu)
Hukum Adat – Aceh (tempat)

KEGIATAN BELAJAR II: Mengenal Daftar Tajuk subjek

A.    SEARS LIST OF SUBJECT HEADINGS (SLSH) (Hal. 7.15)
Banyak digunakan oleh perpustakaan yang koleksinya tergolong kecil.  Terbit pertama tahun 1923 dengan nama List of Subject Headings for Small Libraries.
1.    Struktur Tajuk Subjek
a. Tajuk Tunggal (berupa kata benda dalam bentuk tunggal atau jamak). Penyajiannya bisa ditambahkan penjelasan, mislanya:
Life (Tehology)
Life (Biology)
b. Tajuk Ganda (gabungan dari dua kata dengan menambahkan “dan”
Coal mines and mining
Anarchism and anarchist
Bicycles and and bicycling
c. Tajuk Frasa (bentuk kombinasi dari beberapa kata)
d. Tajuk Dengan Subdivisi (guna menunjukkan kekhususan)
Tajuk Dengan Subdivisi Bentuk
Tajuk Dengan Subdivisi Waktu
Tajuk Dengan Subdivisi Geografi
e. Penunjukan Silang (cross references): see, see also
2.    Karakter dan Format Tajuk Subjek
a. Cetak Tebal. Tajuk Subjek yang digunakan tercetak tebal.
b. Tajuk Sujek Dengan Scope Note. Tajuk subjek berskala luas, akan disertai catatan yang menunjukkan ruang lingkup tajuk yang dimaksud. Juga diberikan penunjukan (cross reference)
c. Penggunaan Tanda X dan XX.  X tanda untuk tidak menggunakan, tanda XX tanda yang digunakan.

B.    LIBRAY OF CONGRESS SUBJECT HEADINGS (LCSH) (Hal. 7.20)
1.    Struktur Tajuk Subjek
a. Tajuk Tunggal (berupa kata benda dalam bentuk tunggal atau jamak), misalnya: Dogs, Skatting
b. Tajuk Sifat/Ajektif (terdiri sebuah kata sifat diikuti  kata benda atau frasa), misalnya: Administrative law, Household pests
c. Tajuk Frasa
1).    Tajuk Compound (Tajuk yang terdiri dari atas dua kata atau lebih yang dihubungkan dengan kata sandang dan menunjukkan keterkaitan), misalnya: Crops and Climte, Libraries and Readers
2).    Tajuk Komposit (Berupa kombinasi, misalnya tajuk tunggal dengan ajektif yang dihubungkan dengan preposisi, dan tajuk compound yang diberi penjelasan dalam kurung berupa frasa dengan preposisi), misalnya: College and School Drama, Concertos (Trumpet with dance orchestra)
3).    Tajuk Frasa Terbalik (Tajuk terdiri atas dua kata benda yang dihubungkan dengan preposisi atau kata sandang dan disajikan secara terbalik), misalnya: Plants, Effects of Acids on
4).    Tajuk Dengan Subdivisi (Untuk menunjukkan kekhususan/aspek tertentu)
(1). Subdivisi Bentuk
(2). Subdivisi Waktu atau Kronologis
(3). Subdivisi Geografis
5).    Tajuk Nama Individu (Untuk nama orang atau badan korporasi)
6).    Tajuk Nama Geografis
7).    Penunjukan Hubungan Antar Tajuk
(1). Hubungan Yang Sepadan (Dengan menggunakan USE atau UF)
Motor-cars
USE Automobiles

Automobiles
UF Motor-cars

(2). Hubungan Hirarkhi (Dengan mengunakan BT dan NT)
Exterior lighting
BT Lighting

Lighting
NT Exterior lighting
(3). Hubungan Asosiasi (Topik yang berhubungan dengan RT=Related Topic)
Ornithology
RT Birds
(4). Penunjukan Umum (Penunjukan yang tidak spesifik dengan SA= see also)
Chemistry
SA heading beginning with the word Cemistry

2.    Karakteristik Fisik LCSH
(1). Tajuk yang digunakan tercetak tebal
(2). Tajuk tak digunakan tercetak tipis dan penunjukan USE, UF, BT, NT, RT, SA
(3). Sebagian tajuk subjek utama juga digunakan sebagai subdivisi
(4). Simbol-simbul; USE, UF, BT, NT, RT, SA
(5). Scope Notes (Untuk menunjukkan hubungan dengan tajuk-tajuk lain)
(6). Penggunaan Notasi Klasifikasi (Tajuk tertentu disertai notasi klasifikasi LCC)

C.    DAFTAR TAJUK SUBJEK PERPUSTAKAAN NASIONAL (DTSPN) (Hal. 7.28)
1.    Beberapa Prinsip Dasar
a. Masalah Bahasa: tajuk subyek tidak lepas dari masalah bahasa : tatabahasa, ejaan, sinomin, semantik, dsb. didasarkan pada EYD dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah.
b. Penggunaan Istilah: adalah istilah-istilah yang biasa digunkan masyarakat Indonesia. Istilah asing dipakai dengan pertimbangan :
·    Belum ada istilah Indonesia, tetapi harus disesuaikan dengan EYD, misalnya : ANARKISME, FASISME, FAKS.
·    Bila istilah asing lebih popurer, misalnya : ANATOMI lebih populer dari ILMU URAI dan PSIKOLOGI lebih populer dari ILMU JIWA
·    Jika istilah dalam bahasa Indonesia terlalu panjang
c. Spesifik dan Langung Tajuk subyek dipilih sesuai dengan tema atau topik dan tajuk subyek yang dipilih tidak lebih luas dari topik atau tema suatu bahan pustaka, misalnya : HUKUMAN MATI bukan  HUKUM PIDANA atau HUKUMAN
d. Pemakaian: kata atau frasa yang digunkan harus dipilih yang umum dipakai, atau paling tidak oleh  kelompok pembaca karya tersebut, atau istilah yang biasa digunakan dalam masyarakat
e. Keseragaman: istilah yang dipakai (ditentukan) harus seragam untuk topik-topik yang sama
f. Kekhususan: adakalanya perlu penambahan istilah di belakang dan dimasukkan dalam kurung, hal ini untuk:
memperjelas arti tajuk subyek
membedakan istilah yang sama tetapi berlainan makna
membedakan istilah yang sama tetapi berlainan aspek
mempersempit ruang lingkup
mengkhususkan pengertian tajuk
Contoh :

ANATOMI (MANUSIA)
ANATOMI (TUMBUHAN)
ANATOMI (HEWAN)

KOMPOSISI (WARNA)
KOMPOSISI (KESENIAN)
KOMPOSISI (MUSIK)
KOMPOSISI (ORGANISASI)

2.    Struktur Tajuk Subjek (Hal. 7.30)
1). Kata Benda Tunggal
2). Tajuk Gabungan
3). Tajuk Ajektif
4). Tajuk Dengan Subdivisi
5). Tajuk Biografi
6). Tajuk Bentuk
7). Penunjukan

Istilah luas                         → IL
Istilah khusus                    → IK
Istilah yang berhubungan  → IT
Gunakan untuk                  → GU
Gunakana                          → gunakan
Lihat juga                          → LJ

3.    Karakteristik dan Format Tajuk Subjek (Hal. 7.34)
1). Tajuk yang digunakan tercetak tebal
2). Tajuk Subjek dengan ”Scope Note” (tajuk berskala luas biasanya disertai cacatan yang menunjukkan ruang lingkup tajuk dimaksud, misalnya
Demonstrasi
[tanpa subdivisi geografis]
untuk karya tentang rapat raksana, arak-arakan, dan sebagainya yang diorganisasi untuk tujuan proses
3). Penyajian Nomor Klasifikasi (tajuk disertai nomor notasi)

4.    Penjajaran Istilah
Penjajaran secara alphabetis dengan memperhatikan tanda-tanda baca: penghubung (-), koma (,), kurung (…)
1). Istilah/frasa tunggal
2). Istilah/frasa tunggal dengan tanda baca titik, kemudian diikuti istilah/frasa
3). Istilah/frasa dengan tanda baca penghubung (—)
4). Istilah/frasa dengan tanda koma (,)
5). Istilah/frasa dengan tanda baca kurung biasa (…)
6). Istilah/frasa lebih dari satu kata dan tanda tanda baca

D.    DAFTAR TAJUK SUBJECT UNIVERSITAS INDONESIA (DTSUI)
Daftar Tajuk Subject Universitas Indonesia (DTSUI) diterbitkan tahun 2003 yang didasarkan pada DTSP dan Sears List of subject Headings, dengan prinsip-prinsip:
1.    Huruf Cetak (Tajuk subjek yang digunkan dicetak huruf besar.
2.    Ragam Struktur Tajuk subjek:
1). Kata benda tunggal: MANUSIA
2). Kata benda majemuk: TENAGA KESEHATAN
3). Tajuk dibalik: MANUSIA, PSIKOLOGI
4). Bentuk dengan penjelasan dalam kurung: MANUSIA (Islam)
5). Bentuk ajektif: MANUSIA PRIMITIF
6). Ragam struktur lain:
·    Bentuk gabungan: KEJAHATAN DAN PENJAHAT
·    Bentuk frasa serial: HOTEL, LOSMEN, DSB.
3.    Susunan entri
Semua entri disusun dalam satu urutan menurt abjad kata-demi-kata. Entri dengan tanda koma (,), mendahului entri yang disertai penjelasan dalam kurung (…)
4.    Peragaan Tajuk Subjek (Diperagakan dari yang peragaan singkat sampai peragaan lengkap)
5.    Tajuk Nama (Nama apapun bisa dijadikan sebagai tajuk subjek)
6.    Tajuk Subjek Biografi dan Autobiografi (Digunakan untuk kumpulan biografi)

KEGIATAN BELAJAR III: Penyusunan Indeks Subjek Dalam Katalog Klasifikasi

A. FUNGSI INDEKS SUBJEK
Indeks Subjek berfungsi sebagai kunci untuk mengetahui lokasi atau tempat subjek-subjek di dalam jajaran berkelas.
B. BENTUK INDEKS SUBJEK
Indeks subjek disusun berangkai secara berjenjang dari subjek yang lebih khusu ke subjek yang lebih umum dan menunjuk pada notasi klasifikasi dari subjek yang bersangkutan. Untuk menjawab permintaan informasi mengenai subjek tertentu sering dinyatakan dengan menggunakan istilah-istilah yang lebih umum dari pada pernyataan subjek spesifiknya.

C. CARA MEMBUAT INDEKS SUBJEK
Membuat analisis kelas untuk bahan pustaka dengan menampilkan rangkaian konsep yang membentuk subjek bahan pustaka (Dilakukan dengan analisis struktur notasi subjek secara bertahap, angka demi angka, sejak angka yang menunjukkan subjek paling umum samapi anfka yang menunjukkan aspek subjek yang paling spesifik), misalnya:

Partai politik di Indonesia (324.259 8)
Rangkaian analisis subjek: Ilmu-ilmu sosial/Ilmu politik/Partai politik/Indonesia

300           Ilmu-ilmu sosial
320           Ilmu politik
324           Proses-proses politik
324.2        Partai politik
598          Indonesia (Tabel wilayah)