Pertemuan 5 (Modul 5: Sistem Klasifikasi DDC)

SISTEM KLASIFIKASI DDC

Yulia, Yuyun dan Mustafa, B. (2007). Materi Pokok pengolahan bahan pustaka. Jakarta: Universitas Terbuka
————– Sejarah Dan Karakateristik “DDC” dari http://dalamzero1.blogspot.com/2008/12/sejarah-dan-karakteristik-ddc.html, diakses 15 April 2009, jam 08.00.

A. Sejarah Perkembangan DDC
Melville Louis Kossuth Dewey lahir pada 10 Desember tahun 1851, hidup di lingkungan keluarga lemah dan miskin bertempat tinggal di Brown kota yang kecil di New York.
Dengan teliti dan ketertarikannya akan suatu ejaan yang disederhanakan, ia memendekkan nama pertamanya menjadi Melvil, sebagai orang dewasa yang muda, dia menghilangkan nama tengahnya untuk mempersingkat namanya menjadi Dui. Dewey menemukan suatu gagasan ilmu klasifikasinya dengan menamakan sebagai Dewey klasifikasi Sistim desimal ( DDC) suatu sistem ketika ia berumur 21 tahun dan bekerja sebagai asisten siswa di perpustakaan dari Amherst Perguruan tinggi. Pekerjaan yang diciptakan tersebut adalah suatu revolusi di dalam ilmu kepustakaan. Dan ia menjalankan suatu jaman yang baru tentang dunia kerja kepustakaan. Yang layak dijuluki sebagai Melvil Dewey dengan sebutan Bapa dari Lingkup kerja kepustakaan yang modern.” lingkup kerja kepustakaan Dewey yang diubah dari suatu lapangan kerja persis sama benar profesi yang modern.
Ia membantu dalam menetapkan Asosiasi Perpustakaan Amerika ( ALA) pada tahun 1876; ia menjabat sebagai sekretaris dari tahun 1876-1890 dan menjadi presiden pada tahun 1890-1891. Ia juga menerbitkan Perpustakaan Jurnal yang diterbitkan. Sebagai tambahan, standard perpustakaan Dewey yang dipromosikan, dan membentuk suatu perusahaan untuk menjual persediaan perpustakaan, yang secepatnya menjadi Kantor perusahaan Perpustakaan
Seorang pelopor di dalam dunia pendidikan perpustakaan, Dewey telah menjadi seorang pustakawan yang berasal dari Columbia Perguruan Tinggi ( sekarang Columbia Universitas) di Kota New York pada tahun1883, dan menciptakan sekolah perpustakaan pertama di dunia pada tahun 1887. Dan pada tahun 1889, ia menjadi direktur dari suatu Perpustakaan di New York di Albania, suatu posisi yang ia kerjakan sampai 1906. cakupan Dewey dari pengetahuan dan pekerjaan sangat luas dan bervariasi.
Ia memelopori ciptaan dari peluang karier untuk wanita-wanita. Ia dan isteri yang pertamanya, Annie Dewey, mengembangkan suatu tempat tepatnya di daerah Danau yang tenang, suatu tempat peristirahatan untuk sosial, pengayaan rohani dan budaya di Adirondack di daerah Pegunungan.
Sebagai suatu pembaharu ejaan yang telah disebut diatas, Dewey yang diperkenalkan pada sebagian awal edisi dari DDC pada ejaan yang disederhanakan, pengenalan aslinya pada ejaan yang disederhanakan telah dicetak kembali pada edisi yang berikut dari DDC melalui penerbitan dari Edisi 18 pada tahun 1971. Melvil Dewey yang meninggal setelah menderita suatu penyakit pada 26 Desember tahun 1931 pada umur 80. Tujuh dekade setelah kematiannya, ia masih dikenal sebagai Dewey, terutama untuk Penggolongan Sistim desimal, paling luas dalam penggolongan atau bentuk klasifikasi perpustakaan yang digunakan di dunia.
Pada edisi-edisi selanjutnya DDC terus disempurnakan dengan memasukkan subjek yang belum tercakup selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Disamping itu juga terdapat edisi lengkap, DDC menerbitkan edisi ringkas yang dapat digunakan bagi perpustakaan-perpustakaan yang tidak begitu besar dan bersifat umum. DDC pada saat ini telah diterbitkan juga dalam bentuk terjemahan dalam berbagai bahasa, termasuk dalam bahasa Indonesia dan sangat dikenal di dunia perpustakaan.
Banyak system klasifikasi yang tidak mampu bertahan lama, tetapi DDC ternyata telah mampu bertahan lebih dari satu abad sejak edisi pertama sampai saat ini. Terlepas dengan beberapa kelemahan pada DDC system klasifikasi ini dinilai baik dan sistimatik, universal, fleksibel, lengkap dan siap pakai (enumerated), terutama pada suatu badan yang mengawasi perkembangannya dan terus mengadakan peninjauan unutk menyempurnakan edisi-edisi selanjutnya.
Perpustakaan mempunyai format penggolongan bagian dari bidang perpustakaan dan ilmu pengetahuan informasi. Semua itu berjalan bersamaan dengan perpustakaan ( deskriptif) cataloging dan penggolongan, kadang-kadang perpustakaan mengelompokkan bersama-sama sebagai jasa teknis. Profesional perpustakaan yang sedang dalam melibatkan proses cataloging dan menggolongkan bahan-bahan, bahan-bahan perpustakaan disebut sebagai suatu pendaftar buku-buku atau catalog pustakawan.
Sistem klasifikasi Perpustakaan adalah salah satu dari dua perkakas yang digunakan untuk memudahkan pokok mengakses. Yang lain adalah bahasa index menurut abjad seperti Thesaurus dan system Subject.
Suatu klasifikasi perpustakaan adalah suatu sistem dari persandian dalam mengorganisir bahan-bahan perpustakaan, bahan-bahan perpustakaan itu seperti ( buku, serial, audiovisual bahan-bahan pustaka, file komputer, memetakan, naskah, realia, dan lain-lain). Dan suatu nomor dari;jumlah panggilan untuk informasi sumber daya itu. yang serupa Ke sistem klasifikasi menggunakan sistem klasifikasi. Perpustakaan yang menggolongkan kesatuan yang yang serupa bersama-sama secara khas diatur berdasarkan struktur brown secara hirarkis ( mengumpamakan sistem yang none-faceted). Klasifikasi berciri konsisten dari suatu pekerjaan yang terdiri dari dua langkah-langkah. Pertama ‘ tentang’ dari material dipastikan. Berikutnya, suatu nomor; jumlah panggilan yang didasarkan dengan pada sistem klasifikasi. Jadi ditugaskan ke pekerjaan yang menggunakan notasi dari sistem
Pada tahun 1876 terbitlah sebuah pamphlet yang berjudul A Classification and subject index for cataloging the books and phamflet of a library. Penerbitan pamphlet tersebut mwenandai erbitnya system Dewy Decimal Classification, lebih dikenal dengan singkatan DDC.
Kini DDC menginjak edisi ke 22 ( terbit pada 2003), merupakan bagan klasifikasi yang banyak dipakai di dunia. Di Indonesia, DDC menduduki peringkat pertama sebagai bagan kasifikasi yang paling banyak digunakan, menyusul kemudian Universal Decimal Classification atau yang sering disebut dengan UDC.
DDC dibuat oleh Melvil Dewey berdasarkan kajiannya terhadap puluhan buku, pamphlet dan kunjungannya ke berbagai perpustakaan. Maka DDC dapat dikatakan sebagai klasifikasi pengetahuan untuk keperluan menyusun buku di perpustakaan. Jadi, DDC bukanlah klasifikasi ilmu pengetahuan seperti banyak diduga orang.
Edisi pertama terbit pada tahun 1876 setebal 44 halaman, diterbitkan dengan nama pengarang anonim,berisi kata pendahuluan, bagan untuk 10 kelas utama yang dibagi secara desimal menjadi 1000 kategori bernomor 000-999, serta indeks subyek menurut abjad.
Pembagian 10 kelas utama merupakan perbaikan dari sistem klasifikasi yang di kembangkan oleh W,T.Harris pada tahun 1870. Harris sendiri mendasarkan bagan klasifikasinya atas klasifikasi pengetahuan menurut ilmuwan francis bacon tetapi tata urutanya berbeda. Bacon membagi pengetahuan menjadi 3 kategori dasar yaitu sejarah,sastra [poesy],dan filsafat . ketiga kategori ini sesuai dengan pembagian pikiran manusia yaitu memori [ingatan] ,imaginasi ,dan nalar.[tabel 32,1]
Dalam bagan klasifikasi barunya,Dewey memperkenalkan dua ciri baru yaitu lokasi relatif dan indeks relatif .sebelum dikembangkan DDC, buku perpustakaan di beri nomor sesuai dengan lokasi masing-masing di rak. Misalnya XV1-15 artinya buku di rak XV1dengan nomor urut 15. dengan kata lain penentuan buku di rak menggunakan lokasi tetap sehingga buku tidak dapat diubah-ubah letaknya .Halangan lokasi tetap ialah buku dalam subjek sama mungkin letaknya terpencar karena kedatangannya di perpustakaan tidak sama.Sistem Dewey memberi nomor buku menurut subjeknya. Dengan demikian buku disusun menurut subjeknya tanpa memperhatikan di mana buku tersebut diletaknya di rak .Bila buku baru datang maka buku tersebut dapat disisipkan di antara buku lama selama buku baru tersebut berkaitan subjeknya dengan buku lain Sistem penempatan semacam ini yang memungkinkan perubahan letak selama buku tetap berkaitan subjeknya disebut lokasi relatf. Lokasi ini memungkinkan interkalasi tanpa batas, buku dapat dipindah-pidahkan tanpa harus mengubah nomor panggil. Dalam indeks relatif, Dewey menyatukan dalam satu lokasi berbagai subjek yang berkaitan atau sebuah subjek dibahas dalam beberapa bidang studi.
(1). Edisi Awal
Edisi 2 keluar tahun 1985 telah terjadi relokasi artinya penggeseran sebuah subyek dari sebuah nomor ke nomor yang lain. Edisi ini merupakan basis pola notasi pada edisi selanjutnya. Dalam edisi tersebut, Dewey pertama kali mengumakakan prinsip integritas angka artinya nomor dalam bagan Dewey dianggap sudah mapan walaupun mungkin terjadi relokasi. Dewey menyadari bahwa gawatnya relokasi dari satu edisis ke edisi lainnya karena perubahan, lebih-lebih lagi relokasi mengakibatkan perlunya reklasifikasi, padahal reklasifikasi tidak disenangi oleh seorang pustakawan. Integritas angka atau stabilitas angka tetap dipertahnkan pada edisi-edisi awal DDC, walaupun perubahan angka tertentu tidak dapat dihindari. Dewey mengawasi revisi bagannya hinnga edisi ke-13.
(2). Edisi ke-15
Edisi ke-14 memperahankan kebijakan sebelumnya. Rinciannya semakin memperjelas namun terdapat sedikit perubahan dalam struktur dasar. Perluasan pun tidak seimbang karena masih banyak bidang yang belum dikembangkan. Pada edisi ke-15 diambil kebijakan yaitu rincian di beberapa bidang dipangkas sehingga terdapat keseimbangan dalam subdivisi. Kalau pada edisi ke-14 terdapat sekitar 31.000 entri maka edisi 15 dipangkas menjadi 4700 entri. Juga disadri bahwa bagan DDC tidak sesuai dengan laju perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya sains dan teknologi. Ini terjadi mungkin karena kebijakan integritas nomor. Pada edisi ke-15 diputuskan untuk relokasi sejumlah besar subyek. Indeks juga diperbaiki dan diringkas sedangkan ejaan yang disederhanakan yang digunakan pada edisi sebelumnya kini ditinggalkan.
Setelah terbitan edisi ke-15 pada tahun 1951 terbukti bahwa perubahan yang dilakukan dalam edisi ke-15 dianggap terlalu berat bagi pustakawan, banyak pustakawan yang tetap menggunakan edisi ke- 14.
(3).Edisi ke-16 hingga 19
Edisi 16 yang telah terbit pada tahun 1958 memulai tradisi baru dengan kebijakan siklus revisi tujuh tahunan artinya bagan Dewey akan keluar dalam edisi baru setiap 7 tahun. Pad edisi 16 diputuskan untuk kembali kepada kebijakan lama dalam mempertahankan enumerasi terinci sambil mengambil butir inovasi dari edisi 15 seperti ejaan baku, per-istilahan yang mutakhir, serta penyajian tipofrafi yang menarik.
Edisi 17 hingga 19 tetap berpegang pada kebijakan di atas. Editor DDC tetep mempetahankan prinsip integtitas nomor dalam batas-batas masih masuk akal.
(4). Edisi ke 20
Edisi 20 terbit pada tahun 1989 dengan beberapa perubahan. Warna edisi menjadi coklat muda dan dibagi menjadi 4 jilid karena edisi sebelumnya ( terutama pada bagan klasifikasi) dianggap terlalu repot. Jilid 1 merupakan tabel subdivisi standar, jilid 2 bagan dari 000-500, jilid 3 bagan 600-900, dan jilid 4 merupakan indeks.
Walaupun tetap merupakan dalam tahap mempertahankan prinsip integritas nomor, dalam edisi ini, prinsip tersebut sedikit dilanggar. Terjadi relokasi, misalnya komputer kini menepati 001, yang semula merupakan bagan dari elektronika.
(5). Edisi Ringkas
Untuk keperluan perpustakaan kecil serta perpustakaan dengan laju pertumbuhan lamban maka sejak tahun 1894 telah diterbitkan edisi ringkas. Edisi ringkas ini merupakan memuat kira-kira 2/5 dari edisi lengkap. Edisi ringkas digunakan oleh perpustakaan sekolah serta perpustakaan umum yang relatif kecil.
Pada awal mulanya, edisi ringkas direvisi bilamana dianggap perlu. Ketentuan ini kemudian diubah, setiap edisi ringkas diterbitkan mengikuti pola edisi lengkap. Untuk edisi lengkap 19 diterbitkan edisi ringkas ke-11, dengan terbitnya edisi lengkap 20 maka edisi 12 ringkas diharapkan terbit sekitar tahun 1991. Hingga edisi ringkas ke-9, edisi tersebut merupakan ringkasan sebenarnya dari nomor untuk berbagai subjek yang berbeda dengan edisi lengkapnya. Jadi, bukan hanya ringkasan belaka, kadang-kadang merupakan ringkasan atau kadang-kadang merupakan adaptasi. Atas permintaan pemakai, edisi ringkas ke 11 merupakan ringkasan sesungguhnya dari edisi lengkap 19.
B. Prinsip Dasar
a. Klasifikasi Berdasarkan Disiplin
DDC merupakan klasifikasi berdasarkan disiplin, bukan hanya pengelompokkan bahan pustaka berdasarkan subjek belaka.Pembagian kelas utama dan subklas berdasarkan disiplin akademis atau bidang kajian, bukannya berdasarkan subjek.Hasilnya ialah subjek yang sama mungkin memperoleh tempat kelas lebih dari satu.Misalnya, subjek kelurga mungkin digolongkan dalam kelas etika, agama, sosiologi, adat istiadat, keluarga berencana, rumah tangga, genealogi, tergantung pada ancangan pengarang.
Dalam DDC, pengetahuan di bagi menjadi 9 kelas utama yaitu Filsafat, Teologi, Sosiologi ( kemudian Ilmu-Ilmu sosial ),Flologi, Ilmu Alam, Useful arts, kesenian( Fine arts ), sastra, dan sejarah.Beberapa diantaranya kini tidak dianggap lagi sebagai disiplin.Kini lebih di anggap sebagai bidang kajian dengan masing-masing bidang mencakup beberapa disiplin akademis.Pada universitas modern, bidang semacam Filsafat, bahasa, kesenian, dan sastra di kelompokkan dalam kelompokkan Humaniora, swjajar dengan bidang kajian lain seperti Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu-Ilmu Alam.Ilmu-Ilmu Sosial terdiri dari beberapa disiplin.
Dalam kelas utama DDC, enam dari 9 kelas utama termasuk kelompok Humaniora, sedikit banyak mencerminkan situasi pengajaran sesama Dewey. Perkembangan dalam ilmu pengetahuan tidak sama cepatnya sehingga terdapat perbedaan kecepatan dan kuantitas ilmu pengetahuan.Hal ini menyebabkan terjadinya ketidak seimbangan dalam DDC. Sebagai contoh kelas Filsafat dan Agamarelaif tidak ada perubahan sejak edisi pertama hingga edisi 20 sementara kelas Useful arts ( kemudian berubah nama menjadi Teknologi/Ilmu-Ilmu Terapan ) mengalami perkembangan dan peluasan luar biasa.
b. Struktur Hirarkhis
DDC terdiri dari sembilan kelas utama ditambah satu kelas generalia sehingga terdapat 10 kelas utama. Setiap kelas utama dibagi lagi menjadi subkelas, kemundian dibagi lagi pada tahap berikutnya. Pengetahuan akan hal ini terdapat kelas 800 Sastra dan 000 Generalia. Pada kelas 800, susunan mula-mula berdasarkan sastra kemudian bahasa asal, bentuk literel, lalu periode.Pada kelas Generialia, susunan mula-mula berdasarkan bentuk (seperti 030 Ensiklopedia umum, 050 majalah, dan 071-070 surat kaba) kemudian menurut bahasa atau tempat. Karana bahan pustaka ini tidak berkaitan dengan subjek spesifik maka tidak termasuk kedala disiplin tertentu. Kelas 800 dan sebagiankelas 000seriang disebu kelas bentuk (From class).
C. Notasi dan Bagan
a. Simbol
DDC menggunakan notasi murni berdasarkan angka Arab. Setiap topik dalam bagan dinyatakan dalam angka Arab misalnya 3465.59804695. Sistem notasi ini dikenal di mana-mana serta mampu mengatasi tembok bahasa karena maknanya universal.
Dewey membagi universum pengetahuan berbasis 10 sebagai berikut :
0 Karya umum
1 Filsafat dan disiplin berkaitan
2 Agama
3 Ilmu-Ilmu Sosial
4 Bahasa
5 Ilmu-Ilmu Murni
6 Teknologi (ilmu-ilmu terapan)
7 Kesenian
8 Sastra ( belles-letres, susastera)

b. Bagan DDC
Dalam sistem klasifikasi DDC Dewey membagikan seluruh bidang ilmu menjdi 9 bidang ilmu pengetahuan, masing-masing bidang diberi simbol berupa angka Arab, yakni dari 1 sampai 9. Karena dalam sistem klasifikasi DDC suatu notasi sekurang-kurangnya terdiri atas tiga buah angka Arab, maka dalam pembagian pertama bidang-bidang ilmu pengetahuan angka 1 sampai 9 masing-masing ditambah 00 menjadi 100 s.d. 900, disamping itu terdapat pila satu bidang ilmu yang bersifat umum yang diberi simbol 000. Kesepuluh bidang tersebut merupakan pengelompokkan pertama dalam sistem DDC dan telah menjadi kelas utama.
Bagan atau schedule pada DDC terdiri dari serangkaian notasi bilangan ( yang disebut dengan nomor kelas) untuk kelas utama dan semua perincian lanjutannnya (tajuk) yang disusun menurut ”Prinsip-prinsip Dasar DDC” yang sudah diuraikan sebelumnya.
Seringkali tajuk dalam bagan diikuti dengan satu atau beberapa catatan dan petunjuk pemakainya. Uraian lebih lanjut mengenai lanjutan catatan dan petunjuk tersebut pada penjelasan berikutnya.
Bagan lengkap DDC juga memiliki ringkasan-ringkasan yang disebut dengan ringkasan pertama (yang terdiri dari 10 kelas utama) dan ringkasan yang kedua (yang terdiri dari 100 revisi) dan ringkasan yang ketiga, yaitu 1000 seksi yang sebenarnya hanya 920 seksi, karena terdapat nomor kelas yang tidak atau belum dipakai. Berikut disampaikan contoh pembagian tersebut:

10 Klas Utama        Sub Klas (Devisi)
000 Karya Umum
100 Filsafat
200 Agama
300 Ilmu Sosial
400 Bahasa
500 Ilmu pengetahuan murni
600 Ilmu Terapan
700 Kesenian, Olahraga
800 Kesusastraan
900 Geografi dan sejarah        300 Ilmu Sosial
310 Statisik umum
320 Ilmu politik
330 Ilmu ekonomi
340 Ilmu hukum
350 Ilmu pemerintahan
360 Layanan social, asosiasi
370 Pendidikan
380 Perdagangan, komunikasi, transportasi
390 Adat istiadat dan kebiasaan

Seksi (Sub Devisi)        Sub Seksi (Sub Sub Devisi)
370 Pendidikan
371 Hal umum ttg. Pendd.
372 Pendidikan dasar
373 Pendidikan lanjutan
374 Pendidikan orang dewasa
375 Kurikulum
376 Pendidikan wanita
377 Sekolah dan agama
378 Pendidikan tinggi
379 Pendidikan dan negara        371     Hal umum ttg. Pendd.
371.1  Pengajaran dan para pengajar
371.2  Adm. dan para pelajar
371.3  Metode mengajar dan belajar
371.4  Bimbingan dan penyuluhan
371.5  Disiplin sekolah
371.6  Sarana fisik
371.7  Kesehatan dan keamanan sekolah
371.8  Siswa
371.9  Pendidikan spesifik

D. Tabel Pembantu

Pada edisi ke 20 tetap digunakan 7 tabel seperti tanbahan:
Tabel 1: Subdivisi standar.
Tabel 2: Kawasan geografis, periode historis, personalia.
Tabel 3: Subdivisi untuk sastra.
Tabel 4: Subdivisi bahasa.
Tabel 5: Ras, etnik, kelompok sosial.
Tabel 6: Bahasa.
Tabel 7: Kelompok orang.
E. Indeks Relatif
Indeks adalah suatu daftar kata atau istilah yang disusun secara sistematis, masing-masing mengacu ke suatu tempat. Sebagai sistem klasifikasi, DDC memiliki indeks, yang disebut indeks relatif, karena berbagai aspek dikumpulkan di bawah nama subjek dengan disebutkan lokasinya yang berbeda-beda dalam bagan.

F. Pengawasan
Sampai tahun 1919, Dewey, yang membentuk badan “Library Bereau”, melakukan pengawasan terhadap perkembangan DDC.  Kemudian diserahkan kepada “Lake Placid Club Education Foundation, American Library Association (ALA)”, Library of Congerss and Forest Press, yang kemudian diberi nama “Decimal Editorial Policy Commettee (DCEPC) dan berkanto di Lake Placid, New York.
Komiite tersebut memeriksa usulan revisi serta mengajukan saran perbaikan kepada Forrest Press. Editor DDC adalah kepala Decimal Classification Division library of Congress yang juga bertugas membubuhkan notasi Dewey pada berkas catalog libray of Congress. Dengan demikian diharapkan terdapat ketaat-asasan serta koordinasi revisi serta aplikasi system.
Saat ini DDC memiliki siklus atau interval 7 tahun. Selama periode tersebut, semua bagan dan tabel diperiksa ulang serta dilakukan revisi bilamana diperlukan.
1. Bentuk Revisi
(a). Perluasan
Perluasan dapat digunakan untuk memperkenalkan subjek baru erta memberikan subdisivisi lebih spesifik dan terinci bagi subjek yang telah ada. Siatem notasi DDC memungkinkan bpenambahan subjek baru cukup dengan menambahkan subdisivisi baru. Ancangan tersebut merupakan ancangan yang masuk akal.
Karena subjek yang baru akan muncul jarang yang merupakan subjek sama sekali baru, terlepas dari perngetahuan yang ada. Subjek baru biasanya tumbuh sebagai anak atau hasil perkembangan bidang ilmu yang ada. Bagi pengetahuan yang tidak ada, rincian mendalam akam subdivisi yang ada akan dilaksanakan bilamana bahan pustaka mengenai subjek tersebut semakin meruyak.
(b). Reduksi
Biasanya bila suatu subdivisi jarang digunakan maka pada edisi berikutnya subdivisi tersebut dihilangkan serta dibiarkan kosong. Sebagai penggantinya, subtopik yang digunakan dan yang mencakup subdivisi yang telah dihilangkan itu kini diperluas dengan topik umum. Dalam prakteknya, jumlah perluasn jauh lebih banyak daripada reduksi.
(c). Relokasi
Dalam setiap edisi, sejumlah topik digeser ke berbagai lokasi ( dalam hal ini memperoleh nama baru) dalam bagan. Relokasi dilakukan dengan berbagai alasan yang salah satunya adalah:
1.Untuk membenahi penempatan yang kurang tepat. Ini dilakukan dengan menempatkan topik pada lokasi yang dianggap lebih tepat.Misalnya pada edisi 18 DDC, bahasa dan sastra ”yiddish” diubah dari 492,29 dan 892,49 (semula subdivisi bahas dan sastra Hibrani) ke lokasi baru dengan nomor 437,947 dan 839,09 (sebagai cabang bahasa dan sastra German).
2. Untuk menghilangkan penyedian gandatatkala dua angka atau lebih mewakili konsep yang sama atau terjadi kontradiksi.Misalnya, ”securities exchange” (semula 332,642) dan ”exchange of securties on otganizied exchange (semula 332,62) kini menjadi dan telah digabungkan sebagai subjek tunggal ”exchange of securities” serta memperoleh angka 332,642 dalam edisi ke- 18.
3. Memberikan tempat bagi subjek baru bilamana tidak tersedia nomor, misalnya pada edisi ke-18 DDC, Antartika dipindahkan dari notasi kawasan -99 ke -989 untuk memberi tempat -99 bagi ”extraterrestial Worlds”. Lazimnya bila sebuah nomor dikosongkan karena relokasi maka nomor kosong tersebut baru diisi pada edisi berikutnya.
4. Sebagai hasil penataan kembali bidang pengetahuan, sebuah subjek tertentu yang telah ada, namun kemudian terbukti bahwa penempatan tersebut kurang cocok. Maka subjek baru tersebut dialihkan ke subjek lain yang berbeda. Misalnya Austronautius semula memperoleh notasi 629,4 ( sebagai salah satu cabang ”Engineering”).
(d). Phoenix Schedules
dalam hal ini, seluruh bagian sebuah subjek direvisi besar-besaran tanpa memperhatikan edisi sebelumnya. Hal ini terjadi dengan 510 pada DDC edisi ke-18, 324 pad edisi ke-19, an 780 pada edisike-20. Dengan revisi besar-besaran ini maka editor DDC tidak terpaku pada penundaan notasi maupu terikat pada notasi yang ada. Jadi, hasilnya ialah relokasi besar-besaran. Dalam istilah klasifkasi, bagan yang direvisi beasr-beasran tanpa memperhatikan edisi sebelumnya diperlakukan secara ”Phoenix”. Biasnya subjek yang memperoleh ”Phoenix Schedules” diberi tanda segi tiga besar.